Mencemaskan Masa Lalu
puisi Sigit Rais
(sumber gambar: www.miraclemountainimages.com)
hujan turun tak deras,
tapi rindang tipis-tipis
tebarkan aroma debu dan rumput
yang tadi siang terjemur terik matahari
kelebat masa lalu datang
terbitkan cemas
gelisah sepekat awan
tentang detik-detik yang tak mungkin datang lagi
hujan mereda
butir halus air langit
pecah tertiup angin
sungguh,
masa lalu tak kan kembali
dan tak perlu kucemaskan lagi
Selasar, 26 Oktober 2008
(sumber gambar: www.miraclemountainimages.com)
hujan turun tak deras,
tapi rindang tipis-tipis
tebarkan aroma debu dan rumput
yang tadi siang terjemur terik matahari
kelebat masa lalu datang
terbitkan cemas
gelisah sepekat awan
tentang detik-detik yang tak mungkin datang lagi
hujan mereda
butir halus air langit
pecah tertiup angin
sungguh,
masa lalu tak kan kembali
dan tak perlu kucemaskan lagi
Selasar, 26 Oktober 2008
Hujan selalu bisa jadi inspirasi. Sunyi dengan derasnya air yang turun...
ReplyDeleteMasa lalu memang berbahaya, harusnya kukurung dia dalam kandangnya!
Hhhhh...
masa lalu tidak perlu dicemaskan, tapi dia hanyalah untuk dikenang sahaja.
ReplyDeletelam kenal yah!!!
@langitkotabangdung: kadang-kadang aku memang jatuh hati pada hujan
ReplyDelete@rahim rasyid: dikenang dan dijadikan cerminan agar makin mantab melangkah ke depan. Seperti halnya saat kita melihat kaca spion saat mengendarai mobil, hehe