Ketika Dia Menyata di Depan Mata #nulisrandom2015
Pernahkah kamu mengalami ini?
Kamu sedang merindukan seseorang. Lalu, sosok seseorang yang
kamu rindukan itu tiba-tiba mampir di matamu. Dia duduk di kursi yang juga jadi
kursi jatahmu. Lalu, kalian duduk berdampingan. Tapi ada yang aneh, karena kamu
dan dia tidak bisa bertegur sapa seperti biasanya, ya, seperti di masa lalu.
Kamu hanya bisa berujar, “permisi ya,” sambil melangkah melewatinya, karena
kamu dapat tempat duduk di samping jendela.
Sekali lagi, kamu melirik ke arahnya. Hanya lewat ekor
matamu. Ya, kini, dia ada di sampingmu, tapi ternyata dalam wujud yang lain. Dia
bukan seseorang yang selama ini kamu rindukan.
Setelah beberapa menit berlalu, kereta mulai melaju. Kamu
dan orang di sebelahmu sibuk sendiri-sendiri dengan gadget yang kalian bawa
masing-masing. Lalu, fokusmu kembali tertuju padanya. Wujudnya memang berbeda, tetapi
dia benar-benar membuatmu kembali mengingat seseorang yang kini sudah jauh dari
hari-harimu.
Sejenak, kamu mengasumsikan itu sebagai bentuk kerinduan.
Dalam hatimu, kamu berkata-kata, “oh, ini luapan rindu.”
Tetapi, setelah kamu amati dalam perjalanan singkatmu dengan
kereta, orang di sampingmu benar-benar menyerupai seseorang yang dulu begitu
istimewa bagimu. Banyak hal yang membuatmu mengingat seseorang istimewamu itu.
Postur tubuhnya, garis wajahnya, bentuk hidungnya, detal-detail tertentu di
wajahnya, gerak-geriknya, cara dia berjalan, cara dia duduk, cara dia memegang
dan menyentuh layar gadgetnya, cara dia mengusap wajahnya yang ngantuk, dan gerak
tak beraturan kakinya karena menahan dingin dan tak sabar ingin segera sampai.
Lalu, dia mengeluarkan laptop dari tas ranselnya. Astaga,
tas ransel itu juga mirip, walau tak sama, dengan tas milik seseorang di masa
lalumu itu. Juga cara dia memegang laptop dan saat jemarinya bermain di atas keyboard.
Lalu, khayalan kamu berlari ke mana-mana. Kamu menganggap
dia adalah reinkarnasi dari seseorang istimewamu itu. Lalu, tak lama, kamu
makin gila. Kamu menganggap dia sedang menyamar dan sengaja ingin memberikan
kejutan buatmu.
Apapun yang terjadi, anggaplah ini hadiah dari Tuhan. Sudah
lama kamu tak menjumpainya. Sudah lama kamu tak melihatnya. Sudah lama kamu tak
pernah tahu lagi kabarnya. Kini, Tuhan mengizinkanmu melihat dia, walau dalam
bentuk lain, yang sebetulnya bukan dia.
Kursi kereta api kelas bisnis ini membuatmu harus duduk
bersebelahan dengannya tanpa sekat. Sesekali tubuh kalian bersentuhan. Ada
pendar hangat yang membahagiakan di tengah kepung tiupan air conditioner yang
membuatmu kedinginan.
Lalu, kamu memejamkan mata. Kamu membuat keberadaan orang
yang kamu rindukan itu terasa semakin nyata. Kamu menganggap orang di sampingmu
itu adalah dia. Lalu, kamu merasa tenang dan bahagia. Kamu terlelap, lalu
bermimpi tentangnya.
Pernahkah kamu merasakannya? Karena itu baru saja kurasakan.
Comments
Post a Comment