Hari Pertama WfH

17 Maret 2020
Alhamdulillah, atasan-atasanku sudah ngasih izin untuk pulang ke Bandung, dengan syarat jangan kelayapan.
Aku masih ragu. Masih nyari info prosedur kesegatan, sambil menjalankan work from home hari pertama. Sungguh aku gak mau bawa virus ke Bandung.
Di Bandung, Zea nginap di rumah. Kabarnya dia lagi sakit. Aku beneran khawatir dan berdoa semoga Zea cepat sembuh.
Situasi wabah corona ini bikin parno. Orang yang sakit batuk flu biasa aja dikira kena covid.

Aku di kosan masih bebenah dengan meja baru. Kuharap bisa bikin nyaman dan betah selama aku WfH di kosan. Aku juga nyempetin nyuci pakaian, mumpung matahari lagi genit-genitnya.
Atasanku mengira aku sudah ke Bandung. Padahal aku masih galau di sini. Mikir terus tiap detik.
Pulang jangan... pulang jangan...
Sementara udah ada edaran bahwa perantau yg wfh di kampung halaman wajib lapor ke atasan secara tertulis.
Ini aku mau laporan gimana kan belum pasti mau ke Bandung apa enggak. Sungguh pertentangan batin.
Siangnya aku janjian maksi dengan kawanku Fitri, dia mau pinjam novel buat isi waktu selama WfH. Kukasih pinjam novel "Pangeran dari Timur" karya Mas Kurnia Effendi dan Mas Iksaka Banu. Padahal belum sempat kubaca. Tapi yasudah, daripada nganggur, kupinjamkan dulu saja pada Fitri.

Sepulang dari maksi, aku mikir... gimana caranya bertahan di kosan dengan kondisi ini? Warteg2 bisa jadi akan segera tutup. Kalau ngandelin Go Food, untuk makan sehari tiga kali, rasanya over budget buatku. Gimana caranya hemat? Sementara kosan ini belum kuisi dengan alat masak dan kulkas seperti biasanya. Ya, sejak pindah dari Solo, aku berusaha ngekos minimalis. Makanya barang-barang banyak yang masih kutinggal di Bandung. Tadinya kupikir kalau rumah yang di SanurValley sudah jadi tahun depan, barang-barangku yang nyempitnyempitin rumah Mama bisa langsung kuangkat dari Bandung saja langsung ke calon rumah.

Aku lihat portingan WA story kawanku, Fatikah. Dia akan Wfh di kosan saja. DIa baru beli magi com di JDID. Aku terpikir untuk beli juga. Sebab punyaku masih disimpan di Bandung.
Tapi rencana itu kutunda dulu. Aku belum memutuskan akan bertahan di kosan atau akan pulang.

Sementara di luar sana, berita tentang COrona makin santer. Bahkan aku nguping Mbak Suli (Mbak Kosan) ngobrol tentang Corona dengan anaknya,
Selain itu, ada kawan kosanku yang batuk-batuk terus. Makin parno lah aku. Itu bakal jadi alasan kuat untuk pergi dari kosan, menuju rumah.

Comments

Popular Posts