Incognito (1)

Ternyata hampir 8 tahun. 
Rasanya, semua hal yang pernah terjadi selama delapam tahun ke belakang ini seperti ilusi. Seperti mimpi-mimpi ketika kutidur, dan aku terjaga di sini, di rumah keluargaku. Rumah ini telah lama kutinggalkan, dan kali ini aku merasa benar-benar pulang.

Hampir genap 8 tahun aku tinggal di Jakarta. Hidup sebagai aku yang kini rasanya berbeda. Seperti bukan aku. Kadang, aku bertanya, itukah aku? Lalu, samakah dengan aku yang sekarang, yang saat ini mengurung di sebuah kamar dengan dinding bercat biru?
Lalu, siapakah sosok di depan cermin itu? Raut wajah yang masih sama, namun bentuk tubuh yang telah berbeda Akukah?

Lalu, siapakah orang-orang itu? Rasanya mereka pernah mampir di detik-detikku? Juga, kekasih yang di akhir penggal cerita jadi pendamping sejati dalam langkahku. Siapakah mereka? 

Siapakah aku? Dengan jejak-jejak hebat yang terpatri di mana-mana. Itukah aku yang nyata? 
Hebat apanya? Aku tertidur selama ini. Lelap dan terbuai. Larut dalam bingar tawa gemerlap kota. 
Aku hanyut dalam euforia. Merasa bisa jadi raja selamanya. Sementara, di belakang punggungku, waktu diam-diam mengkhianati.

Sungguh, kali ini aku tak bisa mengenali diriku sendiri ketika kutengok deret masa lalu.

Lantas, peran apa lagikah yang akan kumainkan dalam penggal hidup kali ini? Sisi mata uang mana lagikah yang akan memilihku.

Sumber gambar: http://thewillnigeria.com/news/wp-content/uploads/2016/02/coin-flip-hrms-performance-reviews.jpg

Comments

Popular Posts