Drama Pendek "Petani Sukses Dunia Akhirat" - Sigit Rais



Suasana di depan gubuk, siang hari. Ada sebuah dipan kayu. Dua orang pria sedang duduk beristirahat. Mereka memakai pakaian yang kotor karena lumpur. Salah seorang pria terlihat sibuk mengipas-ngipaskan capingnya.
Rojak : (MENGIPAS-NGIPASKAN CAPING)
Wah, hari ini cukup melelahkan ya, Kang. Walupun, hasil yang kita dapatkan hanya cukup menyambung hidup.
Rahmat : (SINIS) Kita? Sepertinya hanya kamu saja, Jak. Buktinya, saya bisa menyekolahkan Resti sampai perguruan tinggi. Di rumah, ada barang-barang elektronik terbaru. Saya punya kipas angin, radio tape, VCD. Tiap hari, saya bisa berkaroke dengan istri saya.
Rojak : (MENGHELA NAPAS) Syukurlah kalau begitu, Kang. Semoga rezeki Akang terus bertambah.
Rahmat : Memang seperti itu. Memangnya kamu? Ngakunya sih soleh. Taat beribadah. Tapi dibandingkan saya? Jelas kalah.
Tidak ada apa-apanya.
Rojak : Lho, kok? Akang bicara seperti itu?
Rahmat : Memang kenyataannya seperti itu.
Rojak : (MENGHELA NAPAS)
Rahmat : Makanya. Ikuti saran saya.
Rojak : Saran yang mana, Kang?
Rahmat : Halah, dasar. Jangan berpura-pura tidak tahu.
Rojak : Saya memang tidak tahu.
Rahmat : Sini saya beri tahu.
(BERBISIK PADA ROJAK)
Rojak : (TERSENTAK) Astaghfirullahal adzim! Kang, Istighfar!
Rahmat : (BERANJAK DARI DUDUKNYA) Kurang ajar! Menyuruh aku istighfar? Baiknya kamu saja yang istighfar, biar tidak miskin terus.
Rojak : Biar! Biar saja saya miskin, saya masih menjunjung tinggi ajaran agama. Pebuatan Akang itu dosa, Kang. Akang telah merugikan banyak orang. Di satu sisi, sawah akang terus dilmpahi air. Tetapi, di sisi lain, teman-teman petani yang lain kesusahan, Kang, Ini sama saja Akang memberi makan keluarga dengan uang haram. Itu irigasi milik bersama. Untuk dimanfaatkan bersama juga.
Rahmat : Halah! Omong kosong! Popapo mbo papo! week! (KEMBALI DUDUK DI DIPAN)
Rojak : Kang, kita jangan mengejar dunia terus. Pikirkakan juga akhirat. Sebaiknya kita jadi petani yang sukses dunia akhirat!
Rahmat : Lalu, kamu apa? Melarat dunia akhirat? Hah! (TERBAHAK-BAHAK)
RAHMAT TERTAWA TERBAHAK-BAHAK. TIBA-TIBA, DIA TERJATUH DARI DIPAN. RAHMAT MERINGIS KESAKITAN. PINGGANGNYA TERASA NGILU.
Rahmat : Aduuh... tolong, Jak. sakit.
Sumber: www.Kahfiez.blogspot.com

Comments

Popular Posts