Teman Tapi Najis

 Pernah nggak kamu ngalamin ini?

Jadi, ada seorang temanmu, sekarang taraf hidupnya sudah lebih baik, lalu tiba-tiba bilang bahwa dia menyesal dulu waktu muda sering main denganmu, foya-foya, menghabiskan uang. Bahkan, dia menganggap bahwa mungkin saldo tabungan dia saat ini akan lebih banyak jika dulu tidak kebanyakan main -tentunya dengan kamu.

Padahal faktanya, dulu memang sering main, sering "foya-foya" ala-ala. Tapi, saat itu selalu kamu yang ngeluarin duit. Bahkan bisa dibilang di masa main-main masa muda itu, 90%-nya selalu kamu yang mentraktir dia, dan kamu tidak merasa rugi, keberatan, atau merasa miskin karena itu. Sebab bagi kamu saat itu uang gak ada artinya dibandingkan dengan persahabatanmu dan waktu yang kamu jalani bersama temanmu itu.


Apa yang kamu rasakan?

Kamu nggak pernah menyesali masa lalu. Sebab ya memang jalannya harus begitu. Toh, foya-foya di sini bukan yang aneh-aneh. Sekadar makan enak yang agak mahal, karaoke inul vizta, konser musik, ngafe, ngebioskop. Kamu bersyukur dan sudah puas dengan masa muda bersama temanmu itu, sementara temanmu menyesalinya, padahal uang kamu yang banyak dikeluarkan.

Kamu ikhlas. Kamu mengenang masa-masa itu dengan baik. Tapi, ikhlasmu itu dibalas dengan ungkapan penyesalan, yang seolah-olah membuat kamu merasa dipojokkan, seolah-olah temanmu itu menyesal pernah mengenal kamu, ya kamu yang dulu secara sukarela dan happy-happy aja nraktir dia ini itu.

Lalu mungkin dia bercerita, ke teman barunya, ke istrinya, bahwa dirinya menyesal pernah melewati masa-masa "hedon" itu. Maka, kamu dicap sebagai orang yang boros dan membawa pengaruh buruk bagi dirinya.

Padahal, sekali lagi, uangmu yang banyak keluar, dan sekali lagi dibilang, kamu senang melakukannya dan tidak pernah menyesal.

Adilkah?

Mungkin dia, temanmu itu, ingin kelihatan bagus di mata orang2 sekitarnya di masa ini. Tapi, apa harus memunculkan kamu sebagai tokoh buruk, yang membuat seolah2 masa lalunya amburadul bersama kamu. Padahal sebenarnya dia menikmati juga masa muda itu.

What the fxxx.

Temanmu ingin tampak bagus dan sempurna dengan cara menjatuhkan kamu.

Ya kamu. Kamu yang dulu menganggap dia saudara, sampai-sampai pengeluaran seberapapun tiap pergi bersama, tak pernah kamu perhitungkan.

Jadi, gimana rasanya?

Comments

Popular Posts