291012 16:30

Melarung...
Haha, kali ini ingin rasanya melarung. Bersembunyi sepi, mengurung diri dalam rasa yang tak terdefinisi.

Ya, tak setiap hati bisa dibaca, tak setiap pikiran bisa dilacak. Itulah adanya. Lalu, aku tersesat bertanya-tanya, mencari rumah yang menurut kabar angin adalah istana termegahnya.
Dan aku seperti matahari yang kesulitan melacak tiap gelagat hidup di permukan bumi.

Lihatlah langit.
Jika itu memang langit yang masih sama, yang selalu kami tatap bersama, langit yang selama ini memayungi kami, kenapa selalu hadir dengan warna yang berbeda?
Lukisan awan pun tak pernah sama. Gradasi warnanya juga tak pernah sama. Pula dengan hiasan-hiasan yang berbeda di setiap ada peluang untuk kutatap.

Dan aku hanya bisa melarung.
Melarung demi sesuatu yang entah, demi sesuatu yang tak bisa kupahami.
Ya, kini jatuh hati adalah benda luar angkasa yang masih kuanalisis dengan seluruh pikiranku.

Tuhan, lepaskan aku dari rasa tak enak ini. Sebah, gelisah, cemburu, api, duka, bagai tertusuk bulu babi, AH! Ini sungguh tak enak. Tak nyaman. Dan aku tak bisa berbuat sesuatu selain terdiam dalam pelarungan.

Fiuuh..
dengan susah payah, akhirnya harus kukatakan, walau sembunyi-sembunyi, aku mencintainya.

Comments

Popular Posts