Chromatic Notes #2

Cerita Dus

Sederhana. Hanya sebuah dus kamera berisi kartu garansi, yang hilang dengan cara sederhana: terbuang.
Tetapi, saat kali pertama kutahu dus itu raib, dunia terasa runtuh. Terasa ada kiamat kecil bagi persahabatanku dengan "si 550".
Padahal, selama ini mana pernah dus itu kulirik? Tentu aku lebih jatuh cinta pada isi dusnya, yang sehari-hari selalu bermain akrab dengan jemari. Dengan benda bernama kamera itu aku bisa membidik semesta raya. Itu menyenangkan. Sementara, si dus itu hanya bisa terdiam di pojok tumpukan saudara-saudaranya. Mungkin sesekali dia meratapi nasibnya yang seolah tak seberharga kamera yang pernah mendekam di dalamnya, sebelum akhirnya mereka sama-sama kupinang.

Lalu, hujam kemungkinan-kemungkinan buruk menghantui. Astaga. Berlebihan, bahkan sempat kucari ladang untuk pelampiasan kemarahan.
Lalu, aku sadar. Itu memang hanya dus, tetapi juga punya arti dan fungsi.

Tapi, ya sudahlah. Toh, kamera masih bisa dipakai. Perkara garansi, cukup pakailah kamera itu secara bijak dan berhati-hati. Karena, mau bagaimana lagi? Dus impian raib meski ke celah-celah tanah telah kucari.
Jadi, ya sudahlah. Cukup kubagi kisah, agar penyimak kisah jadi lebih berhati-hati menjaga apa yang dia miliki, walaupun itu hanya sebuah dus berisi kartu garansi.

kamar yang meratap, 6 s.d. 8 Januari 2013



Teriakan Si Lelaki Hebat

Senang. Kata itu kupikir cukup untuk mewakili ke-chromatic-an hari ini. Rasanya berabad, setelah kali terakhir aku berdiri di atas panggung, mengumbar gestur yang dikehendaki hati, lalu berteriak lantang pada dunia bahwa aku ada. Tak peduli, walau kali ini aku mewujud atas nama nada. Kupadukan nyanyian sederhana dengan kepiawanku berbagi cerita dengan raut wajah tak biasa.
Kawan-kawan berkumpul. Selintas, mereka terlihat senang. Tak pedu pada apa komentar juri, aku puas dengan hari ini. Yang pasti aku telah meluapkan teriakan si Lelaki Hebat. Puas dan lega.

Lalu, aku mendapat bonus. Ya, ada monumen kecil yang tak lama lagi akan kusetorkan pada Mama, yang selalu menungguku pulang bingkiskan kabar gembira.

behind the scene, 7 Januari 2013



Kamis Menghitam

#1
Kupikir, selalu ada tawa yang bisa kita susun bersama setiap hari. Sejak pagi hingga senja menggelinding.
Tetapi, tidak.
Dan kau mendekam dalam keasikan sendiri, tanpa sedikitpun melirik pada malaikat tanpa sayap di atas bukit.
Kau menutup mata, telinga... kau bungkam, dan mebiarkan hati membuta.

#2
Sepanjang jalan, kunikmati geliat hangat awan nimbus.
Seharusnya, kubagi awan-awan itu denganmu.
Tapi kau telah jadi jenazah di bawah terik eksotik.

#3
Ada yang menghilang saat nyaris kuhampiri.
Seperti buronan yang lari untuk sembunyi.
Seperti kelinci saat harimau mengintai.
Tetapi, jejak pantat di kursi yang pernah diduduki tak pernah bisa membohongi.
Mangkuk es yang dibiarkan sendiri, juga segelas kopi yang dibawa tergesa.
Aku tak percaya.
Tetapi, di kedalaman mata yang kugali dengan intuisi,
ada jejak hasrat tersembunyi, ada gelora asmara yang ciptakan muak.
Dan lagi-lagi ada rekaman wajah penunggang kuda yang luapkan dendam mengabadi.

Saat teka-teki yang kaucipta bisa kupecahkan,
akan kukabarkan kemenangan pada dunia, dan
atas nama dendam, akan kuajukan permintaan terkejam pada awan nimbus.
Kalian akan berlutut di genangan air mataku.

saat dendam membuncah, 
10 Januari 2013



Doa yang Disesali

aku pernah berdoa
tentangmu
untukmu
demimu

semesta raya bersaksi
saat doa mewujud nyata

tetapi,
apiku kini tak kuasa menahannya:
               c e m b u r u
saat sepasang kelinci menari-nari di
padang rerumput hujau yang kutata rapi

pernah,
aku menyesal karena aku pernah berdoa
tentangmu
untukmu
demimu
     dengan bersimbah air mata




#ceritatwit ‏@ighiw

"ada banjir air mata saat kuminta perpanjangan waktu ini pada Tuhan, dan Tuhan mengabulkannya.
But after all, just a silly pain that I get"

Kamis, 10 Januari 2012



Tentang Marah yang Tak Tahan Lama

Aku sedang marah. Tetapi, itu tak bertahan lama.
Ya, padamu aku tak bisa marah berlama-lama.
Jangan tanya kenapa. Mungkin ini cinta atau sejenisnya.
Tapi waspadalah, marahku akan melumpuhkanmu.

Jumat, 11 Januari 2012

Comments

  1. Menyenangkan sekali memiliki catatan harian seperti ini... :D Terus menulis, ya! :D

    ReplyDelete
  2. bintang, trims sudah me-retweet dan singgah di bilik ini... ^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts