Catatan Balkon

*untuk sahabat yang benar-benar telah pergi

Aku tak ingin meminta waktu diputar balik, karena belum tentu aku jadi lebih baik.
Tapi, di depan mataku, ada sepetak lahan yang harus kuhijaukan. Kutanami dengan macam-macam cinta dan pengetahuan.
Lalu, aku akan belajar menghargai persahabatan secara lebih luas.


Sahabat bukan piala yang diperebutkan, tapi sahabat adalah percaya yang harus dijaga. Sahabat adalah tulus yang alirnya terus-menerus. Sahabat adalah matahari dan oksigen yang kadang tidak kita hargai arti adanya.

Di balkon, aku menatap langit. Kisah itu mengangkasa. Aku dan sahabatku.
Lalu, angin berbicara. Katanya, hidup tak akan pernah sempurna. Kadang jadi realita yang harus pahit, namun begitu menakjubkan untuk dikenang.

Dingin cuaca, hujam kenangan, kunikmati dengan tenang, meski tanpa asap rokok yang dulu pernah dihisap sama-sama.

Hidup tak melulu tentang itu, dan waktu tak akan berhenti walau kita terjebak dalam kenangan yang perih.



# Malam Idul Fitri 1435 H
27 Juli 2014

Comments

Popular Posts