19 Januari 2018

Ini hari Jumat.
Setelah soljum di Masjid Kalitan, aku ketiduran di kosan.
Jam setengah tiga terbangun, lalu tiba-tiba semangat ingin ke kampus.
Ngumpul deh dengan teman-teman.
Ditraktir gorengan dan jus jambu sama Mas Didik yang sangat dermawan.
Sore menjelang malam, kami hunting makanan. Aku, Mas Didik, Mas Pujo, Raka, Mbak Wulan, dan Mbak April.
Kami nyoba makan makanan timur tengah di Shawarmanis, dekat Matahari. Hmm.. not bad lah, tapi porsinya kurang nendang. Menjelang makanan habis, Om Ari yang konon terjebak oleh hujan, datang menyusul.




Kami masih lapar men.

Maka, kami pindah ke warung 76. Di sana kami makan lagi deh. Aku nyicip sate kere dan tahok.
Akhirnya jadi tahu, kenapa namanya sate kere. Kupikir dendeng (dalam bahasa sunda: kere) yang dibuat sate. Ternyata sate kere itu terbuat dari gembus (ampas kedelai). Mungkin disebut kere (miskin), karena sate yang tidak terbuat dari daging. Hahaha... bisa-bisanya aku aja. Embuh benar apa tidak.

Comments

Popular Posts